Apresiasi Sastra
Minggu, 25 Maret 2018
Resensi Novel Pulang karya Toha Mohtar
Judul : Pulang
Penulis : Toha Mohtar
Cetakan : kesembilan, Juli 2001
Penerbit : Pustaka Jaya
Tebal : 104 halaman
Sinopsis :
Tamin adalah seorang warga sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Wilis. Ia merupakan pejuang yang tujuh tahun lalu ikut berperang dan sebagai anggota heiho Jepang. Setelah tujuh tahun meninggalkann kampong halamannya dan pergi jauh hingga ke negara seberang,
kini Tamin telah kembali ke kampung halamannya yang sangat ia rindukan. Pemandangan indah yang tampak di depan matanya yang masih sama seperti dulu saat sebelum ia meninggalkan desa ini seakan menghapuskan kerinduannya pada tanah kelahirannya ini. Ia tak sabar ingin bertemu keluarganya. Setelah puas memandangi alam di sekitar desanya, ia bergegas menuju gubuk tempat ia di besarkan. Beberapa saat berjalan memasuki desanya kini di depan hadapannya tampak sebuah gubuk tua yang tak asing lagi baginya.
Ketika ia memasuki pintu rumah itu seorang perempuan tua terkejut melihat kedatangan Tamin. Perempuan tua itu tak lain dan tak bukan adalah ibu Tamin. Perempuan tersebut tak kuasa meneteskan air mata ketika melihat Tamin kini tlah kembali dengan selamat. Suasana di dalam gubuk tua itu menjadi riuh karena kedatangan Tamin malam itu. Ayah Tamin yang begitu gembira memanggil Sumi yang sedang berada di dapur. Sumi adalah adik sematawayang Tamin. Ayah menyuruh Sumi untuk menangkap ayam di belakang rumah dan membagikannya pada warga sekitar sebagai wujud syukur atas kepulangan Tamin.
Tamin menanyakan teman-teman sepermainnya dulu kepada Ibunya. Lalu ibu Tamin menceritakan tentang teman-temannya yang telah gugur saat melawan penjajah. Ibu dan Sumi yang penasaran akan pengalaman Tamin selama meninggalkan rumah nyuruh Tamin menceritakan pengalamannya.
Keesokan harinya. Pagi-pagi sekali Tamin mulai membersihkan halaman rumah dan juga merapikan kandang di belakang rumah. Ia terkejut karena semua sapi untuk membajak sawah kini satu pun tak ada yang tersisa di kandang. Lalu Sumi menjelaskan padanya bahwa sapi-sapi miliknya telah habis untuk kebutuhan keluarga. Besok Tamin berencana pergi ke kota membeli sapi dan baju untuk Sumi. Namun, Tamin di larang oleh ibunya karena tak ada gunanya membeli sapi karena mereka telah tidak punya sawah lagi. Sawah yang mereka punya telah di gadaikan demi keselamatan Ayahnya. Tamin memutuskan untuk membatalkan niatnya membeli sapi tapi besok ia tetap pergi ke kota karena ia telah berjanji membelikan baju baru untuk Sumi.
Malam pun tiba dan Sumi telah terlelap di dalam kamarnya,namun Tamin dan kedua orang tuanya masih berkumpul di ruang tengah dan sedang merundingkan tentang penebusan tanah.Tamin mengeluarkan uang dari ranselnya yang akan digunakan untuk menebus sawahnya. Namun ibu tak yakin bila uang Tamin tersebut akan mampu untuk menebus sawahnya itu karena bunga pengadaian itu yang semakin tinggi. Tamin mencoba meyakinkan ibunya,ia mengelurkan sebuah kalung yang berkilau dan indah. Tamin menceritakan pada mereka bahwa kalung itu adalah satu-satunya peninggalan dari istrinya yang tela meninggal ketika melahirkan anaknya. Ibu sempat tak mau memakai kalung itu untuk menebus tanahnya kembali namun Tamin tetap memaksa. Mereka pun akhirnya setuju dengan Tamin.
Pagi telah tiba setelah membelikan baju untuk Sumi, Tamin segera pergi ke rumah Pak Jais untuk menebus tanahnya. Kini tanah yang turun temurun dari nenek moyangnya telah jadi miliknya lagi. Tamin mulai menggarap sawahnya lagi menggantikan ayahnya yang sudah tua. Ayah Tamin yang sakit parah keadaanya berangsur-angsur membaik sejak kedatangan Tamin. Dan kehidupan keluarga Tamin sekarang menjadi lebih berwarna. Setelah seharian penuh di sawah, malam harinya Tamin berbaring di atas dipan lalu pelan-pelan suaranya naik dalam lagu Asmaradana.
Ketika pagi mulai datang kembali Tamin mengisi harinya di sawah. Tamin tak kenal lelah mengerjakan sawahnya menjelang musim tanam. Setiap hari ia telah berada di sawah ketika waktu subuh sebelum matahari terbit dan pulang menjelang senja. Hari ini matahari bersinar begitu panas, Tamin menunggu kedatangan Sumi yang membawa makanan untuknya di gubuk kecil di pinggir sawahnya. Tak lama kemudian Sumi datang bersama seorang gadis yang begitu cantik. Dan ternyata gadis itu adalah Isah yang pernah diceritakan Sumi dahulu saat perjalanan ke kota. Mata Tamin tak sekedip pun berpaling dari Isah. Ia sungguh terpesona dengan kecantikan Isah. Sejak saat itu tiap siang Tamin selalu mengharapkan kedatangan Sumi bersama Isah yang juga mengirim makanan untuk ayahnya. Namun ,siang itu tak seperti biasanya,tak tampak seorang gadis datang bersama Sumi. Karena Pak Makin,ayah Isah sedang sakit.
Musim tanam telah lewat,padi di sawah Tamin pun telah tumbuh besar sehingga perlu pengairan yang cukup,tengah malam Tamin pergi ke sawah untuk mengecek pengairan dan menjaga sawahnya. Dan ia pulang pada pagi hari.ketika perjalanan ia bertemu dengan seseorang,dia adalah Pak Banji. Pak Banji mengajak Tamin berbincang-bincang. Di sela-sela pembicaraan mereka selalu terdengar tawa karena Pak Banji selalu bercanda dan membuat lelucon. Pak Banji mengajak Tamin menghadiri rapat nanti malam di balai desa untuk merundingkan perbaikan makam Gamik. Tamin meyetujui ajakan Pak Banji lalu dia pamit untuk pulang. Di belokan dekat rumahnya ia bertemu dengan Isah. Mereka berdua tak berbicara banyak. Hanya sekedar menyapa saja. Sesampainya di rumah ia langsung ditanyai oleh ibunya apakah ia menyukai Isah.Tamin hanya dia dan tersipu malu. Namun tiba-tiba Tamin teringat dengan istri dan anaknya yang telah meninggal
Pendapa kelurahan telah ramai. Hari itu adalah pertama kali Tamin menampakkan diri di antara orang ramai sejak kepulangannya. Warga – warga telah berdatangan dan musyawarah pun dimulai. Berbagai usul dari warga mulai bermunculan. Akhirnya diputuskan bahwa desa hendak memperbaiki makam Pardan dan Gamik. Pak Lurah hendak menyumbangkan semen dan kapur, Pak Jais menyediakan makanan untuk pekerja, sedangkan tiap rumah diharuskan menyumbang uang untuk membeli batu merah.
Pada saat itu Tamin dilanda rasa cemas. Ia takut apabila warga menanyainya perihal pengalamannya selama ini. Dan benar, seorang warga menanyainya. Tamin bingung ia hendak cerita apa. Dia takut kalau warga sekitar tau kalau ia tidak membantu melawan penjajah, malahan membantu Belanda untuk menindas pengacau da membersihkan sisa sisa kekuatan Jepang yang tidak mau mengalah kepada Sekutu.
Tamin berbohong kepada warga desanya. Dia tidak mau bercerita panjang lebar kepada penduduk desa. Untung saja pada waktu itu ada yang menyambung cerita Tamin. Sepulang dari Pendapa Kelurahan, perasaannya bertambah kacau. Sesampainya di rumah dia diminta Sumi untuk menembang, namun ia menolaknya. Ia malah beralasan hendak membuka jalanan air di sawah. Ia tidur di sawah. Akibatya tubuhnya jadi demam, namun itu menguntungkan baginya. Ia tidak harus mengikuti perbaikan makam Gamik.
Pada saat peresmian makam Gamik, Tamin merasa cemas. Ada seorang utusan yang menyampaikan amanat dari walikota. Tamin mengenalnya. Orang itu adalah orang yang ia kenal sewaktu menjadi heiho. Malamnya Tamin bertugas ronda. Di poskamling ia ditanyai lagi oleh penduduk yang berjaga malam itu. Persaan Tamin bertambah kacau. Di terus mengelak ketika ditanya.
Esoknya Sumi meminta Tamin untuk menceritakan pengalamannya di Gunung Cupu, Pasundan. Saat itu juga Tamin naik darah. Tanpa sadar ia menampar SumI sampai Sumi jatuh tersungkur. Tamin meminta maaf kepada Sumi, lalu kemudian langsung meninggalkan rumah.
Tamin berjalan keluar desa. Tanpa sadar perjalanannya semakin jauh. Sampai akhirnya ia sampai di tepi Begawan. Tamin hendak bunuh diri, namun tiba – tiba Ia dikagetkan oleh seorang penarik getek. Penarik getek itu menawari Tamin untuk ikut bersamanya. Akhirnya Tamin tiba di Kota. Ia bekerja di sebuah gudang.
Pada suatu hari ia bertemu dengan Pak Banji. Kebetulan Pak Banji ada keperluan di kota. Kemudian Pak Banji mengajak Tamin pulang. Pak Banji memberikan kabar bahwa ayah Tamin telah tiada. Selama Tamin pergi para warga mengerjakan sawah Tamin. Penduduk sama sekali tidak mengambil hasil dari sawah Tamin. Hal tersebut yang meyakinkan Tamin bahwa kekhawatirannya selama ini tidak masuk akal.Tamin menyesal akan perbuatannya selama ini.
Akhirnya Tamin pulang kembali ke desanya. Tamin pergi ke makam ayahnya. Ia menhadap makam ayahnya dan berjanji akan merawat sawahnya, seperti amanah ayahnya dahulu.
Kelebihan :
1. Sudah menggunakan kertas HVS
2. Menampilkan roman yang hangat
3. Ekspresi diceritakan detail
Kekurangan :
1. Terdapat kata yang sulit dipahami
2. Akhir cerita begitu singkat
Kesimpulan : Novel ini layak dibaca oleh para pelajar karena menampilkan roman yang hangat dan mengandung nilai Budi luhur.
Minggu, 18 Maret 2018
Puisi Tentang Ayah
AYAH
Ayah...
Demi anakmu
Engkau korbankan waktumu
Demi keluargamu
Engkau korbankan nyawamu
Rasa lelah menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Rasa ingin membantumu
Selalu kau tolak dengan senyuman
Ayah...
Aku ingin menagism dipangkuanmu
Untuk menyesali perbuatanku
Yang tak teringat
Tanpa sepengetahuanku
Terima kasih Ayah
Kau bagaikan pahlawan
Resensi Novel: Raditya Dika Manusia Setengah Salmon
Judul : Manusia Setengah Salmon
Penulis : Raditya Dika
Cetakan : 25
Penerbit : Gagasmedia
Sinopsis cerita :
Di antara semua kebiasaan bokap gua, yang paling ajaib adalah senam kentut. Senam ini dilakukan setiap pagi dengan gerakan mengejang-ngejang dilantai sambilngeden, untuk satu jam tujuan: kentut
Gue masih ingat, waktu itu gue masih duduk di sekolah dasar, ketika pertama kali ngeliat bokap melakukan ritual aneh ini. Pada hari yang mengejutkan itu, gue baru saja keluar dari kamar mandi, siap-siap mau sekolah. Saat itilah, gue menemukan sosok bokap tengkurap di lantai teras rumah, muka menghadap lantai, ngeden sekuat tenaga
Beberapa tahun belakangan ini, gue dan Bokap belum melakukan kegiatan bareng lagi, begitu pula dengan bokap. Karena jenis pekerjaan kami berheda, Bokap pergi kerja sebelum gue bangun tidur. Lucu juga, gimana kita sebenarnya tinggal di satu rumah, tetapi masih jarang bertemu
Pada suatu kebetulan, gue bangun tidur lebih pagi lantaran harus pergi ke bandara dan menemukan Bokap lagi senam kentut di balkon rumah. Gue ngeliatin Bokap dari kejauhan, mendekatinya, dan bilang, 'Pa, ikutan ya?'
Bokap mengangguk.
Pagi itu, kentut kami bersama-sama jadi ledakan paling merdu
Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan.
Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah oleh orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong
Sama seperti memasukan barang-barang ke kardus, gue juga harus memasukan kenangan-kenanggan gue dengan orang yang gue sayang ke semacam kardus kecil. Dan, sama ketika kita baru putus, kebanggan yang timbul paling kuat adalah yang paling awal
Hari itu gue kembali berkeliling Kota Jakarta dengan Sugiman. Semakin lama, baunya keteknya kronis. Seiring dengan waktu yang berjalan, dari pagi sampai sore, baunya kian mematikan
Seolah menambah kekesalan hari itu, diperjalanan, gue sempat ngelewatin Billboard iklan layanan masyarakat yang bertuliskan 'Merokok Berbahaya untu Kesehatan Anda'. Seandainya saja buat iklan tahu bahwa orang yang lebih berbahaya daripada rokok sedang berada satu mobil sama gue
Proses mencari makan yang enak adalah petualangan yang tidak kalah nikmat. Kalau memang GoogleMaps mati di tengah jalan, jangan langsung percaya sama adik bungsu gue seperti Edgar yang kurang cerdas. Lalu jika beruntung, dengan berani mencoba tempat makanan yang kita temukan di tengah jalan, bisa jadi rasanya malah jauh lebih enak dari tempat yang kita tuju
Tidak semua makanan yang kita anggap enak dianggap enak oleh orang lain. Begitu pula sebaliknya. Inilah indahnya perbedaan, indahnya kebebasan dalam mencintai makanan. Setiap orang punya makanan yang mereka suka atau tidak sukai sendiri. Oh, kecuali durian. Seharusnya, semua orang suka durian
Restoran boleh punya makanan yang enak, tetapi kalau tempatnya gak enak pasti pengunjungnya jadi tidak nyaman. Oh ya, jangan lupa kalau mau ngajak cewek kencan pertama, pastikan gak ada orang Jepang mabuk gemar menunjukan selangkangannya
SEMAKIN tua umur kita, semakin kita ingin terlihat mandiri di mata orang tua kiat.
Hali ini gue sadari sejak SMP. Hari itu, nyokap nganterin gue sampai depan sekolah. Sewaktu itu gue turun dari mobil, lalu beranjak masuk ke depan pintu gerbang sekolah, Nyokap buka kaca dan berteriak, 'SELAMAT BELAJAR YA, DIKA! AI LAF YU!' Untuk anak remaja kayak gue, hal ini sangat memalukan. Gue cuma bisa nyengir salting, sementara teman teman yang lain ngumpul di depan sekolah menunggu respon yang bakal gue kasih ke Nyokap.
Gue bales,'AI LAF YU TAU, MA.' rasa malu mengalahkan rasa takut. Efeknya seperti bisa diduga, gue menghabiskan hampir satu tahun dikatain sama teman-teman gue sebagai 'anak mami'
Waktu itu, gue dapat beasiswa ke Belanda untuk menghadiri summer course selama dua Minggu. Nyokap panik karena anaknya akan pergi ke sebuah benua nan jauh, tanpa ada sanak saudara.
Sesungguhnya, terlalu perhatiannya orangtua kita adalah gangguan terbaik yang pernah kita terima
Seumur hidupnya, Trisna belum pernah punya pacar sama sekali. Padahal, Trisna nggak jelek. Dia punya sepasang mata yang ramah dan senyum manis yang terasa tulus buat siapa saja. Ditambah lagi, dia lulusan Universitas Indonesia dan pernah S2 di Swiss
Akhirnya Trisna menemukan gebetan baru, gebetan baru ini adalah arsitek ganteng, udah punya apartemen sendiri, dan harum kayak bau bayi habis mandi.'Isi Twitternya cerdas, sama seperti dirinya di kehidupan nyata. Si arsitek ini suka buku yang sama dengan Trisna, suka musik yang sama, dan sama-sama suka makanan Prancis
Setiap kali gue dengar lirik lagu 'Daripada sakit gigi lebih baik sakit hati,' gue selalu teringat dokter gigi. Dan, setiap kali gue berpikir tentang dokter gigi, gue selalu teringat film The Last Exorcism of Emily Rose
Sewaktu masih kecil, gue benar benar takut ke dokter gigi. Supaya mau ke sana, Nyokap sampai harus menipu gue. Pernah suatu ketika, untuk menjebak gue, Nyokap bilang dengan penuh senyum, 'Ayo kita ke Dufan.'
Karena gue suka jalan-jalan ke Dufan, gue mengikuti Nyokap masuk mobil. Di tengah perjalanan, gue mulai menyadari ada yang tidak beres.
Orang yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, pasti belum pernah sakit gigi. Dan, orang yang belum pernah sakit gigi, belum tahu rasanya dewasa.
Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Kalo pindah diidentifikasikan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Kita sering berfikir ini adalah perpisahan sehingga merasa sedih melepas hal-hal yang diakrabi, hal-hal yang selama ini membuat kita senang dan nyaman. Akhirnya, melakukan perpindahan ke tempat baru membuat kita dihantui rasa cemas. Apakah akan sama enaknya? Apakah akan sama menyenangkan? Apakah akan lebih baik?
Gue jadi berfikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani berpindah....
Kelebihan :
1. Bahasanya mudah dipahami
2. Kualitas kertas bagus
3. Nilai moral sering terjadi di kehidupan
Kelemahan :
1. Terdapat cerita yang tidak masuk akal
Kesimpulan:
Dari novel Manusia Setengah Salmon yang saya baca, bahwa novel tersebut layak dibaca oleh kalangan remaja karena terdapat nilai moral
Senin, 05 Maret 2018
Tentang saya
Assalamualaikum Wr Wb
Halo guys✋✋, pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Muhammad Rizki Fauzan kalo kepanjangan panggil aja Fauzan. Umur saya sekarang 17 tahun. Saya lahir di Earth😁 lebih tepatnya di kota Tangerang pada tanggal 6 November 2000 berzodiak Scorpio yang bintangnya itu kalajengking. Saya anak pertama yang lahir, dari 4 bersaudara. Alamat saya sekarang tinggal di Indonesia yaitu di Gg Bhezie Jalan Masjid Al-Falah Rt08/01, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Saya bersekolah di SMA Negeri 56 Jakarta. Jarak rumah saya ke sekolah sama saja dengan jarak sekolah ke rumah saya, sekitar 2 Km. Hobi saya bermain bulu tangkis🎾 and bermain game🎮 online berinisial ML. Makanan favorite I'm adalah sate dan minumannya juz buah campur susu. Pekerjaan kesukaan saya di rumah adalah tidur😴😴😴, mengapa ??? Karena sambil merem juga bisa dilakukan
Sekian story in my life😉, jika ada salah mohon dimaafkan
Wassalamualaikum Wr Wb
Halo guys✋✋, pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Muhammad Rizki Fauzan kalo kepanjangan panggil aja Fauzan. Umur saya sekarang 17 tahun. Saya lahir di Earth😁 lebih tepatnya di kota Tangerang pada tanggal 6 November 2000 berzodiak Scorpio yang bintangnya itu kalajengking. Saya anak pertama yang lahir, dari 4 bersaudara. Alamat saya sekarang tinggal di Indonesia yaitu di Gg Bhezie Jalan Masjid Al-Falah Rt08/01, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Saya bersekolah di SMA Negeri 56 Jakarta. Jarak rumah saya ke sekolah sama saja dengan jarak sekolah ke rumah saya, sekitar 2 Km. Hobi saya bermain bulu tangkis🎾 and bermain game🎮 online berinisial ML. Makanan favorite I'm adalah sate dan minumannya juz buah campur susu. Pekerjaan kesukaan saya di rumah adalah tidur😴😴😴, mengapa ??? Karena sambil merem juga bisa dilakukan
Sekian story in my life😉, jika ada salah mohon dimaafkan
Wassalamualaikum Wr Wb
Langganan:
Postingan (Atom)
Resensi Novel Pulang karya Toha Mohtar
Judul : Pulang Penulis : Toha Mohtar Cetakan : kesembilan, Juli 2001 Penerbit : Pustaka Jaya Tebal : 104 halaman Sinopsis : Tamin...

-
Judul : Pulang Penulis : Toha Mohtar Cetakan : kesembilan, Juli 2001 Penerbit : Pustaka Jaya Tebal : 104 halaman Sinopsis : Tamin...
-
Judul : Manusia Setengah Salmon Penulis : Raditya Dika Cetakan : 25 Penerbit : Gagasmedia Sinopsis cerita : Di antara semua kebia...
-
Assalamualaikum Wr Wb Halo guys✋✋, pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Muhammad Rizki Fauzan kalo kepanjanga...