Minggu, 18 Maret 2018

Resensi Novel: Raditya Dika Manusia Setengah Salmon


Judul :  Manusia Setengah Salmon
Penulis : Raditya Dika
Cetakan : 25
Penerbit : Gagasmedia
Sinopsis cerita :

 Di antara semua kebiasaan bokap gua, yang paling ajaib adalah senam kentut. Senam ini dilakukan setiap pagi dengan gerakan mengejang-ngejang dilantai sambilngeden, untuk satu jam tujuan: kentut
     Gue masih ingat, waktu itu gue masih duduk di sekolah dasar, ketika pertama kali ngeliat bokap melakukan ritual aneh ini. Pada hari yang mengejutkan itu, gue baru saja keluar dari kamar mandi, siap-siap mau sekolah. Saat itilah, gue menemukan sosok bokap tengkurap di lantai teras rumah, muka menghadap lantai, ngeden sekuat tenaga
Beberapa tahun belakangan ini, gue dan Bokap belum melakukan kegiatan bareng lagi, begitu pula dengan bokap. Karena jenis pekerjaan kami berheda, Bokap pergi kerja sebelum gue bangun tidur. Lucu juga, gimana kita sebenarnya tinggal di satu rumah, tetapi masih jarang bertemu
Pada suatu kebetulan, gue bangun tidur lebih pagi lantaran harus pergi ke bandara dan menemukan Bokap lagi senam kentut di balkon rumah. Gue ngeliatin Bokap dari kejauhan, mendekatinya, dan bilang, 'Pa, ikutan ya?'
Bokap mengangguk.
Pagi itu, kentut kami bersama-sama jadi ledakan paling merdu
Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan.
Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah oleh orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong
Sama seperti memasukan barang-barang ke kardus, gue juga harus memasukan kenangan-kenanggan gue dengan orang yang gue sayang ke semacam kardus kecil. Dan, sama ketika kita baru putus, kebanggan yang timbul paling kuat adalah yang paling awal
Hari itu gue kembali berkeliling Kota Jakarta dengan Sugiman. Semakin lama, baunya keteknya  kronis. Seiring dengan waktu yang berjalan, dari pagi sampai sore, baunya kian mematikan
Seolah menambah kekesalan hari itu, diperjalanan, gue sempat ngelewatin Billboard iklan layanan masyarakat yang bertuliskan 'Merokok Berbahaya untu Kesehatan Anda'. Seandainya saja buat iklan tahu bahwa orang yang lebih berbahaya daripada rokok sedang berada satu mobil sama gue
Proses mencari makan yang enak adalah petualangan yang tidak kalah nikmat. Kalau memang GoogleMaps mati di tengah jalan, jangan langsung percaya sama adik bungsu gue seperti Edgar yang kurang cerdas. Lalu jika beruntung, dengan berani mencoba tempat makanan yang kita temukan di tengah jalan, bisa jadi rasanya malah jauh lebih enak dari tempat yang kita tuju
Tidak semua makanan yang kita anggap enak dianggap enak oleh orang lain. Begitu pula sebaliknya. Inilah indahnya perbedaan, indahnya kebebasan dalam mencintai makanan. Setiap orang punya makanan yang mereka suka atau tidak sukai sendiri. Oh, kecuali durian. Seharusnya, semua orang suka durian
Restoran boleh punya makanan yang enak, tetapi kalau tempatnya gak enak pasti pengunjungnya jadi tidak nyaman. Oh ya, jangan lupa kalau mau ngajak cewek kencan pertama, pastikan gak ada orang Jepang mabuk gemar menunjukan selangkangannya
SEMAKIN tua umur kita, semakin kita ingin terlihat mandiri di mata orang tua kiat.
Hali ini gue sadari sejak SMP. Hari itu, nyokap nganterin gue sampai depan sekolah. Sewaktu itu gue turun dari mobil, lalu beranjak masuk ke depan pintu gerbang sekolah, Nyokap buka kaca dan berteriak, 'SELAMAT BELAJAR YA, DIKA! AI LAF YU!' Untuk anak remaja kayak gue, hal ini sangat memalukan. Gue cuma bisa nyengir salting, sementara teman teman yang lain ngumpul di depan sekolah menunggu respon  yang bakal gue kasih ke Nyokap.
Gue bales,'AI LAF YU TAU, MA.' rasa malu mengalahkan rasa takut. Efeknya seperti bisa diduga, gue menghabiskan hampir satu tahun dikatain sama teman-teman gue sebagai 'anak mami'
Waktu itu, gue dapat beasiswa ke Belanda untuk menghadiri summer course selama dua Minggu. Nyokap panik karena anaknya akan pergi ke sebuah benua nan jauh, tanpa ada sanak saudara.
Sesungguhnya, terlalu perhatiannya orangtua kita adalah gangguan terbaik yang pernah kita terima
Seumur hidupnya, Trisna belum pernah punya pacar sama sekali. Padahal, Trisna nggak jelek. Dia punya sepasang mata yang ramah dan senyum manis yang terasa tulus buat siapa saja. Ditambah lagi, dia lulusan Universitas Indonesia dan pernah S2 di Swiss
Akhirnya Trisna menemukan gebetan baru, gebetan baru ini adalah arsitek ganteng, udah punya apartemen sendiri, dan harum kayak bau bayi habis mandi.'Isi Twitternya cerdas, sama seperti dirinya di kehidupan nyata. Si arsitek ini suka buku yang sama dengan Trisna, suka musik yang sama, dan sama-sama suka makanan Prancis
Setiap kali gue dengar lirik lagu 'Daripada sakit gigi lebih baik sakit hati,' gue selalu teringat dokter gigi. Dan, setiap kali gue berpikir tentang dokter gigi, gue selalu teringat film The Last Exorcism of Emily Rose
Sewaktu masih kecil, gue benar benar takut ke dokter gigi. Supaya mau ke sana, Nyokap sampai harus menipu gue. Pernah suatu ketika, untuk menjebak gue, Nyokap bilang dengan penuh senyum, 'Ayo kita ke Dufan.'
Karena gue suka jalan-jalan ke Dufan, gue mengikuti Nyokap masuk mobil. Di tengah perjalanan, gue mulai menyadari ada yang tidak beres.
Orang yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, pasti belum pernah sakit gigi. Dan, orang yang belum pernah sakit gigi, belum tahu rasanya dewasa.
Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Kalo pindah diidentifikasikan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Kita sering berfikir ini adalah perpisahan sehingga merasa sedih melepas hal-hal yang diakrabi, hal-hal yang selama ini membuat kita senang dan nyaman. Akhirnya, melakukan perpindahan ke tempat baru membuat kita dihantui rasa cemas. Apakah akan sama enaknya? Apakah akan sama menyenangkan? Apakah akan lebih baik?
Gue jadi berfikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani berpindah....

Kelebihan :
1. Bahasanya mudah dipahami
2. Kualitas kertas bagus
3. Nilai moral sering terjadi di kehidupan
Kelemahan :
1. Terdapat cerita yang tidak masuk akal
Kesimpulan:
 Dari novel Manusia Setengah Salmon yang saya baca, bahwa novel tersebut layak dibaca oleh kalangan remaja karena terdapat nilai moral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Novel Pulang karya Toha Mohtar

Judul : Pulang Penulis : Toha Mohtar Cetakan : kesembilan, Juli 2001 Penerbit : Pustaka Jaya Tebal : 104 halaman Sinopsis : Tamin...